"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."


Langkah,
sayup gemuruh senja yang keruh
takkala garis nasib melengkung di ujung gerimis
memilih cakrawala serintik tak berlapis awan menjulang
kembali burung-burung selatan pada sepucuk ilalang rindu

Rezeki,
ucap pertama lalu pengampunan berbisik
suci menadah penyesalan
kurenung keikhlasan
menemui
-Mu

Pertemuan,
di akhir tahun dengan sembari nyanyian sepi
pagi menembus tabir-tabir sunyi
petang menempuh buana doa
malam menjelma penjara
menepi di ujung
letih

takdir mengerti
di akhir titik
:Mati

"Aku hanya sekedar memastikan pada jiwaku, bahwa keindahan-keindahan itu tetap ada dan tetap hidup serta bersemayam dalam kesunyian ragaku. Sekiranya hati itu harus merangkak dalam selubung kabut kegetiran atau pun berada dalam kematian panjang, penderitaanlah yang menuntun jiwaku semakin tegar dan bisa bertahan di sampai hari ini. - Duka Cita - Keluh Pesah - Kesedihan - Gelak tawa kebahagian sungguhku tak bisa di pungkiri rasa itu ."

Senin, Februari 16, 2009

Esensi Mimpi


tuak nanah bagi seribu kelelawar di tikungan waktu. dan anjing-anjing hitam mengigit kenangan, meratapi keterpaksaan yang bersimpul kesiaan. menyengat bangkai yang berjejal kemunafikan.sirna di giling keranda berduri terpenggal bisikan jenazah cinta.
menjangkau yang tak dapat terjangkau, dikesunyian tanpa di asapi duka kembang tabanan.sembilan ratus sembilan puluh sembilan kunang-kunang menerangi tetapi masih gelap. meraba kegaduhan,kesakitan;perih panjang tergeletak tak berdaya.
memanggil yang tak terpanggil, dari jasad kekecewaan sebelum penghuni malam berderap melewati gelisah rembulan. berbiak pada kemuakan terhadap cahaya ikrar.
mengharap yang tak diharap, dari lintasan kesepian mengais-ngais luka tak bersuara mengurung siksa kebahagian.
tinggalkan ingatan yang tak dapat ditinggal mengendap menjadi esensi mimpi.dalam liang lahat kenangan tertimbun sukmaku.

Rabu, Februari 04, 2009

Sajak Pagi

dingin embun pagi yang tersaji
meranum basahi lembar daun mimpi
selengkung pelangi menetes sunyi
mengerami cakrawala Illahi

seekor belalang menari
merintis kenangan di ilalang rohani
kumbang yang menderu
melerai kepulan duka membeku

senandung resah melambai luka
berselendang bianglala sutra
terbaring kain putih kelabu
berlapis hening terbujur kaku

serampan angin mengangguk tak mengerti
meniup melati kering ketika permisi
mengejar relung-relung janji
membawa reruntuhan hati