
: 51-374
IA bertatapan mata dengan rambu itu,
sebelum salah satunya membuang muka.
"Jangan pandangi aku dengan curiga,"
kata panah patah, menunjuk ke entah.
Itu potretmu, di suatu malam, di suatu
jalan menikung, di suatu Banda Aceh.
Adakah terpotret juga kecemasan itu?
Kau seperti ingin menyanyikan lagu
yang dulu kudengar di televisi ketika
menyirkan mahagelombang berulang-ulang