"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."


Langkah,
sayup gemuruh senja yang keruh
takkala garis nasib melengkung di ujung gerimis
memilih cakrawala serintik tak berlapis awan menjulang
kembali burung-burung selatan pada sepucuk ilalang rindu

Rezeki,
ucap pertama lalu pengampunan berbisik
suci menadah penyesalan
kurenung keikhlasan
menemui
-Mu

Pertemuan,
di akhir tahun dengan sembari nyanyian sepi
pagi menembus tabir-tabir sunyi
petang menempuh buana doa
malam menjelma penjara
menepi di ujung
letih

takdir mengerti
di akhir titik
:Mati

"Aku hanya sekedar memastikan pada jiwaku, bahwa keindahan-keindahan itu tetap ada dan tetap hidup serta bersemayam dalam kesunyian ragaku. Sekiranya hati itu harus merangkak dalam selubung kabut kegetiran atau pun berada dalam kematian panjang, penderitaanlah yang menuntun jiwaku semakin tegar dan bisa bertahan di sampai hari ini. - Duka Cita - Keluh Pesah - Kesedihan - Gelak tawa kebahagian sungguhku tak bisa di pungkiri rasa itu ."

Selasa, Januari 13, 2009

Sujud Pagi

: kejora maya

tidakkah kaudengar bisikan jingga
pada ujung cahaya pertama yang hinggap di pelupuk mata
selain nada-nada sederhana keagunganNya

tidakkah kaurasa basah embun terakhir
pada pucuk-pucuk rerumput sebelum ia resap di atap-atap tanah
selain setetes kesejukan surgaNya

kita adalah malam yang terpenjara dalam gelap
melangkah dalam kebutaan, meraba dalam hampa

kita adalah gelap yang terkurung dalam hitam
tak berdaya, tiada kuasa apa-apa

namun selalu ada terang di balik setiap kelam
seperti fajar yang lahir dari malam paling malam

:cahayaNya