"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."


Langkah,
sayup gemuruh senja yang keruh
takkala garis nasib melengkung di ujung gerimis
memilih cakrawala serintik tak berlapis awan menjulang
kembali burung-burung selatan pada sepucuk ilalang rindu

Rezeki,
ucap pertama lalu pengampunan berbisik
suci menadah penyesalan
kurenung keikhlasan
menemui
-Mu

Pertemuan,
di akhir tahun dengan sembari nyanyian sepi
pagi menembus tabir-tabir sunyi
petang menempuh buana doa
malam menjelma penjara
menepi di ujung
letih

takdir mengerti
di akhir titik
:Mati

"Aku hanya sekedar memastikan pada jiwaku, bahwa keindahan-keindahan itu tetap ada dan tetap hidup serta bersemayam dalam kesunyian ragaku. Sekiranya hati itu harus merangkak dalam selubung kabut kegetiran atau pun berada dalam kematian panjang, penderitaanlah yang menuntun jiwaku semakin tegar dan bisa bertahan di sampai hari ini. - Duka Cita - Keluh Pesah - Kesedihan - Gelak tawa kebahagian sungguhku tak bisa di pungkiri rasa itu ."

Jumat, Januari 23, 2009

:takkan ku mengerti

indahnya janji yang pernah terikrar
manisnya cinta yang pernah tercipta
bagaikan mimpi yang tak pernah berakhir
meski bibir tak mampu berucap
meski mulut tak mampu berkata

namun bulan dan bintang telah pahami
betapa tulus perjalanan ini
jika rindu ini menjenuh
jika sayang ini menyakit
jika cinta ini membuatmu menjauh
aku rela engkau membenci cintaku

bukannya hati ini tak sakit
bukannya hati ini tak hancur
bukannya hati ini tak perih
hanya kepasrahan yang mengiringi

terima kasih sebuah kisah
untuk kenangan yang pernah kau beri
satu ikrar untuk kebahagian
-mu

:tak akan ku mengerti