
- selubung kabut kegetiran di bibirmu menimbun kecemasan
terompah catatan frase yang tertinggal di wajahku, mengeja
guratan kisah hingga labil tak asing, berderai mengendap resahnya
hari kesekian pertemuan kita di taman kota. tak ada yang berubah, hanya kursi yang semakin lapuk. dan semak daun-daun kesetiaan berguguran letih, tersapu angin, begitu akrab terapung di kolam. yang katamu airnya tak pernah mengering, seperti doktrin rasa cintaku menyelinap di sela gemericik hatimu.
sisa mulutku di bibirmu membasuh cemas. takut tak ada lagi cahaya, kehilangan nafas panjang tuk hari pertemuan selanjutnya. aku dengar desahanmu melukiskan elegi kesunyian, debarlah yang membalut kasa kesabaranku menjaga hingga senja menjelang. entah berapa helai hari lagi
kesekian pertemuan kita?