
di sini tabah hanya sebagai pondasi. liat lah kecantikan hasrat . lantaran cintanya telah menggunung dan meneteskan larva kuciptakan, taman mimpi agar mudah di seberangi jiwa yang kerdil.
di sisi tiang tak terjamah ramah. merambat sekuntum racun berbisa yang bisa mengokohkan kerajaan kirana. dengan sketsa garis patah-patah yang tak jelas.kupancang syair-syair gulita melukiskan kebencian, menerobos masuk melalui celah-celah kulit.
di lantai yang beralas rumbia kerinduan, dapat kau temukan kepingan-kepingan kebahagian, diantara serakan-serakan hati yang tak utuh lagi. hancur, pecah, berantakan oleh sebuah kekuatan serat ego. yang lewat ketajaman pedangnya menghunuskan pada sulur waktu.
tapi, maafkanlah..
jika dalam penyambutan ini, ranjang kesetiaan belum bisa dihadirkan.penuh dengan muntahan doa tak kunjung henti.