
sementara aku laki-laki yang sibuk berlari dari kesedihan yang tertinggal kecewa tak berarah. dan menunjukan diri relakan mengecap pengecut yang tak mampu menerima kenyataan bahwa kebahagian lebih memilih berlari mengejar mimpi.
lalu malam, sesekali merengkuh dalam pelukan nafas kirana bercerita tentang harapan cinta yang tertunda. seakan purnama menerawang menjelma bayangan gusar, gelisah, hampa, memuja penderitaan.
kemudian kisah terkoyak ditelan badai hati ,menghempaskan janji suci,mengamuk disamudra sunyi dan redup untuk dikecupi.
sampai pula desir angin enggan menyampaikan kelu pilu yang tertarik garis sandi berpisah. menyisakan rasa sari pati pahit, sedikit air mata berkabut putih pada wajah seribu kata ragu.
dan hidup terus hidup tanpa hari dan waktu menghapus memori yang tersesat. aku tak menyangka begitu mudahnya, kata itu meluncur dengan lancarnya. namun hanya dalam hitungan detik saja dia meninggalkanku dalam kegelapan malam.